Manisnya Pundi Rupiah Hasil Bisnis Gulali Kekinian

Foto: Dok. Istimewa


Jakarta - Gulali atau arum manis menjadi salah satu jajanan favorit yang menemani masa kecil banyak orang. Sesuai namanya, rasanya yang manis digemari oleh anak-anak. Namun, saat ini jarang ditemui pedagang tradisional yang menjajakan produk berbahan dasar gula itu.

Peluang tersebut ditangkap oleh Willy Agung Wibowo, pegawai swasta berusia 29 tahun yang menjajal bisnis gulali kekinian. Dia memulai usahanya pada 2020 ketika Indonesia baru dilanda pandemi COVID-19. Keisengan tersebut dia lakukan karena terkena pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Dulu kita kalau jajan kan ada tukang arum manis keliling bawa mainan ya biasanya, sama arum manisnya. Sekarang jarang banget ada abang-abang yang keliling. Dari situ kepikiran," kata Founder Ruang Gulali itu kepada detikcom ditulis Sabtu (6/11/2021).

Dia pun sempat berkeliling mencari pedagang tradisional arum manis. Akhirnya dia menemukan satu penjual rumahan yang masih berbisnis arum manis, kebetulan sudah menyuplai ke pabrik-pabrik.

Akhirnya dia berbincang dengan penjual arum manis tersebut untuk menimba ilmu hingga akhirnya penjual tersebut dia ajak bekerja sama.

"Nah dari situ saya ajak join bikin arum manis tapi dengan terobosan baru, nggak pakai bahan kimia," tuturnya.
Memang, bahan pewarna ataupun perasa yang digunakan untuk membuat arum manis adalah bahan kimia untuk makanan sehingga aman digunakan. Namun dia ingin menggunakan bahan alami 100%.

"Yang dulu kita coba pertama itu rasa stroberi, kita coba bikin esense sendiri dari stroberi. Nah dari buah stroberi itu kita bikin esense cair buat dicampur sama adonan arum manisnya. tapi gagal karena ternyata asam dari stroberi itu sendiri masih terlalu banyak buat arum manisnya, jadi nggak menyampur dia. Gagal lah di situ," papar Willy.


Dia sempat terpikir untuk membuat esense bubuk namun diurungkan karena modalnya besar dan memerlukan waktu lama untuk mempelajarinya. Kemudian dia mencari produsen esense yang bahannya benar-benar natural.
Akhirnya dia menemukan produsen yang cocok, didapatkan lah empat rasa yang bisa masuk ke arum manis itu, yaitu coklat, matcha, vanilla, dan original (tidak menggunakan perasa). Untuk membuat 1.000 pcs arum manis masing-masing seberat 90 gram dia membutuhkan modal tak lebih dari Rp 8 juta, sudah termasuk kemasan dan toping seperti kacang almond hingga biji bunga matahari yang dicacah.

"Harganya Rp 12 ribu per pack isi 90 gram," sebut Willy.


Berkat keunggulan arum manis yang dia produksi, dalam sebulan dia bisa menjual 1.000 hingga 2.000 pcs arum manis per bulan. Namun sejak PPKM penjualan agak menurun.

"Keunggulan pertama kita natural ya, benar-benar nggak pakai bahan kimia walaupun bahan kimia makanan ya. Terus yang kedua kemasannya awet lah ya, kita pakai bahan aluminium foil full, jadi awet lah. Jadi tanpa bahan kimia kita bisa tahan sampai 6 bulan, walaupun tanpa bahan pengawet juga," tambahnya.

Bagi yang tertarik dengan arum manis dari Ruang Gulali ini bisa mengunjungi akun Instagram @ruanggulali.id.

Artikel telah terbit di detikfinance, "Manisnya Bisnis Gulali Kekinian, Dagangan Pria Ini Ludes Ribuan Bungkus" 

Posting Komentar

0 Komentar